Monday, August 25, 2003

SURAT KEPADA SAHABATKU PEREMPUAN PENGEMBARA II
:bunga rumput liar

selamat malam, bunga
kau harus ucapkan selamat padaku karena mulai bisa mengendalikan debum-debum tak beraturan itu

bukan. bukan planet merah yang disalahpersepsikan orang akan kembang sebulat purnama sebentar lagi
ia hanya satu di antara sekian kekasih langit
yang sederhana dan biasa saja
yang tak pernah betul-betul tampak
yang hati-hati berdenyut dan berkesiur lembut

mungkin aku terkesima pada sahaja
pada kharisma
pada tegak amanat teguh semangat

sampai peroide ini berjuntai gelagat kunikmati saja
sebagai gelitik yang sesekali membuat batuk
gatal yang sesekali ingin digaruk
tak ada yang perlu diperbesar
tak ada utopi luar biasa pun cita-cita palsu

sepertimu, aku belajar bersyukur
memulangkan itikad pada hakikat
menjaga dan mengelola
that's all !

nah kembali padamu, sahabat nun di lintang-bujur berbeda
kadang aku rindu percakapan kecil kita tentang laut
berkali-kali kuingat bagaimana bidukmu jadi bintik sebelum benar-benar hilang
aku sadar lembar-lembar almanak selalu menitipkan banyak makna
kita dicipta sebagai layar yang tak pernah berhenti menelusur perjalanan
mencari persesuaian dan perimbangan

sesaat setelah keberangkatanmu dulu
aku puputkan segenggam doa pada angin

selamat melepas ikatan bedung, mengangsur kayuh menuju tarung
rebutlah kemerdekaan itu !


indah ip
24 agustus 2003
21:52 pm






Wednesday, August 20, 2003

SURAT KEPADA SAHABATKU PEREMPUAN PENGEMBARA
--bunga rumput liar

satu di antara sekian yang mampu melelehkan gumpal-gumpal kalimat kental nyaris kaku absolut adalah kau,sahabatku
yang berkali-kali berhasil mematangkan jerawat batu dan membuatnya letus tepat sebelum semua obat mujarab kuvonis palsu
yang tak pernah gagal membuat gatal, menyubur candu, mencipta keengganan-keengganan segera normal

bagaimana keadaanmu sekarang? sudah lebih baik?

tentang rumah baru itu
kubaca suratmu mengutuk pagar-pagar maya
tahukah betapa di sini aku pun sedang gila olehnya ? ya, kau percaya, oleh pagar!
lucu. sejarak jauh ini kita masih dikutuk dengan banyak persamaan. ha! mungkin itu tanda yang lekat di kening kita. hantu sejati.

kusampaikan rahasia angin, sahabatku, di sini sedang terjadi gejala alam!
sepintas kutaksir cuma kebetulan-kebetulan nyaris sempurna
tapi sebegitu hebatnya hingga tiada ingin kutolak pun kuingkari
melainkan kukelola dan kupagari (nah, sekarang kau tahu maksudku!)

pabila musim itu datang
aku disibukkan oleh keletihan-keletihan wajar yang menggairahkan
belajar membebaskan diri dari cemas perubahan dan kehilangan
menurunkan kadar ketakutan-ketakutan berlebih tentang rindu yang suatu saat rusak binasa
mencukupkan syarat perjumpaan
memacu energi untuk berefleksi dan berkaca

sahabatmu ini telah siaga penuh menuju fana
tak kucari penawar
sebab mungkin ini bukan cinta sekedar tapi cinta sebenar
cinta sunyi tak terdengar

tak habis pikir kucatat fenomena
ternyata miring poros bumi bukan satu-satunya alasan perubahan iklim terjadi
alasan akurat lain adalah pengaruh lengkung samar malu-malu yang hilang timbul tersungging saat bertemu (aduhai, teduh itu!)
berhasil dibuatnya satu tempat di ruang dadaku sedikit lebih hangat beberapa waktu
hingga ada yang terus bergerak berproses, memperlebar wilayah
berharap sedikit banyak terciprat pesona meski sebentar

sahabatku, o, sahabatku! sejujurnya saat menulis surat ini pun aku sedang gemetar
sebab tepat sore tadi kutemu kawah besar di bagian lain
seperti sisa hujam meteorit pada wajah bulan!
aku kritis! tolonglah. stadium ujung!
siapa pula berani berbuat onar?
memporakporanda dan meresahkan seluruh penghuni rongga dadaku

ooughh!! sudah ah. sudah dulu ya
ampunkan kalau surat ini harus berhenti di titik penasaranmu. lain kali kita lanjut dengan waktu dan situasi yang lebih toleran
aku hendak mencari pertanggungjawaban! (baca dengan khidmat: t a k s a b a r !)

salam paling indah
baik-baiklah kau di sana

tentang pagar-pagar itu
kadang kupikir apa pula hak mereka membuat kita semakin gila?


indah ip
17 agustus 2003
23.41 pm


KUNANG-KUNANG

aku sedang mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu

ingin kucuri tahu tak cuma tentang keteduhan
tapi juga kekosongan-kekosongan, peta-peta tak terselesaikan
mimpi telah tanpa sengaja tertafsir sebagai tanda
ingin kucuri inti yang paling inti segala utuh segala seluruh

aku masih mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu
kunang-kunang yang jatuh tepat di muara tanyaku dan hilang tepat di sudut tak nyanaku


indah ip
14 agustus 2003
9.48 am


BOCAH JEMBATAN

pagi ia menyanyi, menari
di tangannya botol kosong berkerikil dan bekas kantung permen
setangkup harap dalam polusi
mengejar perut sekedar terisi

petang ia menyepi, menepi
dipeluk remang sudut jembatan dan ringkuk mimpi rindu buaian
anak sungai kering di matanya
menghapus tanya bunda di mana

indah ip
12 agustus 003
20.54 pm

Saturday, August 16, 2003

*dikumpulkan dengan segenap cinta
dirgahayu negeriku!
-----------------------

BENDERA

pada tanah merah
ujung nafas penghabisan
kukutuk peluru-peluru tak bertuan yang sebentar lagi merebut hujan perseid dari matamu, dik
merenggut rengkuh yang susah payah kudekatkan
aku tak kan pulang
ijinkanku membawa pergi senyum mawarmu di dada koyak
jangan nantikan selendang itu tiba tanpa luka

titipku, dik, rawat merah putih yang tak sempat kukibar dengan airmata
jangan biarkan ia kehilangan sahaja
karena sedemikian di ruang dadaku
ia adalah nyawa

indah ip
16 agustus 2003
17.05 pm


SETIAP DETIK ADA YANG TANGGAL DARI MATANYA

setiap detik ada yang tanggal dari matanya
mendanau di ujung kaki
meriwayat kepergian ayah berminggu lalu dengan senapan di dada
juga kepergian ibu yang rubuh tepat di depan matanya

seorang bocah berlari entah ke mana
menggantung tanya tanpa suara
pada makna tangis dan peluk erat adiknya
yang semakin dan semakin
merajam dada

indah ip
25 Mei 2003
22.45


SEDEMIKIAN

mendung menggumpal di langit menganga

sebelah bumi menggambar pelupuk basah
di antara peluru tumpah, ledak pecah dan tanah merah
sedang sebelah bumi lain terlalu sibuk
menggambar kasakkusuk tuding telunjuk
hingga lupa arah lupa wajah

merahasia di relung dada
seribu kesah leleh di kepala
sedemikiankah lengah
kita berkaca ?

indah ip
25 Mei 2003
21.33


PABILA
: mereka yang tak pernah lelah

di belah bumi sebelah
mungkin langit memerah
hingga pelangi tak pernah demikian indah terterjemah

dalam dada buncah, amarah lagi dan lagi
menanah kian parah
o diri demikian lemah!

pabila bisa dibuat pucuk-pucuk senapan itu patah
pabila bisa dibalikkan sesuatu tak terbantah
maka hanya rencanaNya
dan hanya rencanaNya
sanggup ciptakan wajahwajah tak bersalah
kembali cerah
sanggup taklukkan tangan-tangan berlumur darah
kembali tengadah

indah ip
7 juli 02
19.34 pm


KUKABARKAN KEPADAMU, ANAKKU

di tanah ini keringat jadi puing tak berarti
kuat hati jadi darah mencecer bumi
hujan adalah tangis malam hari
kemarau tak henti memercik api
tiang-tiang ramai ditancap mengusung pribadi
namun lorong-lorong tetap sepi
dinding-dinding tuli

kelak kau mengerti
mengapa perlu kita cari mata-mata air itu lagi
mengapa perlu kita ganti bintang-bintang mati
mengapa perlu kita tanam pondasi hijaukan lagi nurani

sudah lama rindu tak terperi
lekaslah besar, nak
tanah ini butuh ulur sejati

indah ip
30 juni 02
17.20 pm


HILANG

"ganti saja aku dengan ratus obor yang demikian sering kalian sulut itu!"

kedengkian dan pertikaian jadi api
meletupkan dada-dada mereka
memecahkan mata-mata mereka

semenjak bosan jadi pelita bagi wajah-wajah gila
matahari memutuskan segera mati dan jadi abu saja !

indah ip
10 maret 2002
9.23 am


KUSAMPAIKAN YANG TAK PERNAH TERSAMPAIKAN KEPADAMU

pabila pohon ini didera badai, aku ingin jadi bagian dari akar yang tetap membuatnya tegak
pabila pohon ini tumbang, aku ingin jadi bagian dari tunas yang akan membuatnya hidup kembali
pabila pohon ini menjadi besar, aku ingin jadi bagian dari kambium yang mengekalkan sejarah

jadi jangan tanya kenapa ribu lecut tak mampu membunuhku meski diukirnya bilur sepanjang raga dibuatnya lukaluka menganga dihabiskannya suara meneriak pedih tak terkira
berkalikali bisa dicacahnya tubuhku
tapi tak bisa padam lilin kecil yang bersumbu di jiwaku

indah ip
9 maret 2002
9.10 am


KAPAN HENTI

langit semburat duka
ditangan anak negeri terbaca
pertiwi binasa
saudaraku, kapan henti tikam sesama?

indah ip
18 maret '01
24.32 am


HARUSNYA

kapal tempatku berpijak telah lama bergelut badai
ditampar ombak, ditebas angin, digulung kabut
jalan belum berujung

rinduku jauh diseberang
pada gelombang dan karang terjal kusemat harap

negeriku cintaku,
laut yang belah bumi
harusnya satukan aku, kamu, kita, mereka dalam tuju
bukan malah memecah rasa dan bentangkan beda

tak sudi menyerah!
jangan karam sekarang!


indah ip
28 november 2000
5.50 am