Tuesday, November 14, 2006

TENTANG NEGERI SEBELAH


sebutir bulan sedang duduk manis di ranting flamboyan ketika
angin datang bawa cerita tentang negeri sebelah yang diterpa musibah:

di sana begitu banyak bocah sebatang kara dengan sungaisungai bercabang dimatanya
dalam dada dan kepala mereka berkalikali melesak tanya tak berjawab, tentang ayah
yang rubuh oleh hingarbingar senjata, tentang ibu
yang hilang dalam puingpuing tembok pengungsian pinggir kota
mungkinkah ayah dan ibu sudah tak sayang hingga pergi tak kembali?
mungkinkah ayah dan ibu demikian tak sudi membawa mereka serta ke tempat berada kini?

bulan yang dari tadi ceria jadi merasa sedih dan ingin pingsan
sementara sang flamboyan kekasihnya gemetar menahan tangis,
pelanpelan bulan pergi ke balik awan menyembunyikan pucat wajahnya
hingga malam turun dari langit mengalah pada fajar


indah ip
14 nov 06
7.57 am

Monday, November 13, 2006

SUATU HARI YANG DAMAI DI HUTAN KOTA


selembar daun berkhayal ingin jadi burung
agar tak perlu menunggu kuning dan cukup umur untuk dapat pergi meninggalkan ranting
jumpa kebebasan
bosan ia mempertaruhkan keberuntungan pada angin dan tak dapat memilih:
jatuh ke tanah untuk bermanfaat kembali bagi bumi
atau jatuh ke atas aspal dan mendebu begitu saja sebagai sisa masa lalu

sementara itu di salah satu dahan
seekor burung berkhayal ingin jadi daun
agar tak perlu tiap sebentar pontangpanting memacu sayap mencari tempat sembunyi
ingin ia jatuh ke tanah dengan elegan oleh waktu di saat yang tepat
bukan jatuh ke tanah oleh laras pemburu sewaktusewaktu akibat isu flu yang membuat hidupnya akhirakhir ini lelah dan biru


indah ip
24 nov 06
7.12 am