DANGAU TAK PERNAH SEPI
bukankah pernah kuceritakan tentang dangau tak pernah sepi
bulir-bulir padi temani tiap sisi
burung-burung pagi setia bernyanyi
dulu, ketika ladang masih hijau baru dan ilalang
belum tinggi selewat bahu
suatu hari bandang mampir tanpa permisi
semenjak itu ia rela terpisah dari tiang bambunya,
dari atap jeraminya,
dari teman-teman musim panennya
tanpa kesedihan
pun kepedihan
sebab bagi dangau sederhana itu tak ada yang lebih membahagiakan
selain melepas bagian paling berarti hidupnya
mencari dan menemukan
kebahagiaannya
sendiri
indah ip
12 november 2003
9.30 am
Tuesday, December 09, 2003
Tuesday, December 02, 2003
LEBARAN USAI 1
sejumlah kaleng kosong bercerita tentang perjalanan mereka sepanjang lebaran.
“aku mengunjungi masjid-masjid besar di kompleks itu, pekarangannya rimbun dan teduh”
“aku mampir ke rumah-rumah megah di jalan besar itu, pagarnya tinggi-tinggi dan indah”
“aku berkeliling dan menyapa mobil-mobil bagus di lapangan parkir yang luas itu, dari jendela tuan tampan dan nyonya cantik duduk nyaman sekali”
satu bulan setiap tahun kaleng-kaleng itu bahagia bisa memeriahkan jiwa-jiwa sepi pemiliknya lewat gemerincing merdu
meski setelahnya, mereka sama-sama duduk kembali di bawah lampu-lampu merah dan trotoar dalam debu, kehilangan suara
demikian pula lembar koran-koran bekas sepanjang jalan dan lapangan di hari yang fitri
mereka bahagia menjadi alas bagi jiwa-jiwa baru yang bersimpuh menjelang fajar, menjadi teman rumput, tetes embun dan tanah basah
meski setelahnya, cabikan tubuh lusuh mereka tertiup angin entah ke pelosok mana atau masuk dalam tong-tong sampah pinggir selokan begitu saja
indah ip
30 november 2003
21.00 pm
LEBARAN USAI 2
lebaran usai
apa yang kita tuai
segala tunai,
segala selesai?
indah ip
1 Desember 2003
08.00 am
sejumlah kaleng kosong bercerita tentang perjalanan mereka sepanjang lebaran.
“aku mengunjungi masjid-masjid besar di kompleks itu, pekarangannya rimbun dan teduh”
“aku mampir ke rumah-rumah megah di jalan besar itu, pagarnya tinggi-tinggi dan indah”
“aku berkeliling dan menyapa mobil-mobil bagus di lapangan parkir yang luas itu, dari jendela tuan tampan dan nyonya cantik duduk nyaman sekali”
satu bulan setiap tahun kaleng-kaleng itu bahagia bisa memeriahkan jiwa-jiwa sepi pemiliknya lewat gemerincing merdu
meski setelahnya, mereka sama-sama duduk kembali di bawah lampu-lampu merah dan trotoar dalam debu, kehilangan suara
demikian pula lembar koran-koran bekas sepanjang jalan dan lapangan di hari yang fitri
mereka bahagia menjadi alas bagi jiwa-jiwa baru yang bersimpuh menjelang fajar, menjadi teman rumput, tetes embun dan tanah basah
meski setelahnya, cabikan tubuh lusuh mereka tertiup angin entah ke pelosok mana atau masuk dalam tong-tong sampah pinggir selokan begitu saja
indah ip
30 november 2003
21.00 pm
LEBARAN USAI 2
lebaran usai
apa yang kita tuai
segala tunai,
segala selesai?
indah ip
1 Desember 2003
08.00 am
Tuesday, November 11, 2003
SEKELOMPOK MATA JERNIH
aku bertemu sekelompok mata jernih di bawah rembulan
mata yang menyimpan luas samudera dan keras batu karang
aku mendengar bersahutan suara-suara di bawah rembulan
suara yang menyimpan lantang halilintar dan lembut rintik hujan
datang dari jauh bersimbah peluh
mereka pergi mencipta gemuruh
langkah-langkah mungil itu, dik, adalah awal
semoga suatu saat jadi besar
mimpi-mimpi sederhana itu, dik, adalah bekal
semoga kian menjulang tak pernah pudar
indah ip
"tarawih anak crcm, 31okt03-6nov03"
7 nov 2003
15.45 pm
aku bertemu sekelompok mata jernih di bawah rembulan
mata yang menyimpan luas samudera dan keras batu karang
aku mendengar bersahutan suara-suara di bawah rembulan
suara yang menyimpan lantang halilintar dan lembut rintik hujan
datang dari jauh bersimbah peluh
mereka pergi mencipta gemuruh
langkah-langkah mungil itu, dik, adalah awal
semoga suatu saat jadi besar
mimpi-mimpi sederhana itu, dik, adalah bekal
semoga kian menjulang tak pernah pudar
indah ip
"tarawih anak crcm, 31okt03-6nov03"
7 nov 2003
15.45 pm
Thursday, November 06, 2003
SEBATANG POHON DI PINGGIR PADANG LUAS
sebatang pohon di pinggir padang luas
batangnya kekar
daunnya rindang mekar
pergi kulewati pulang kulewati
rumput berkerumun di sela akarnya
semut merangkai peta di balik retak kulitnya
burung-burung senang hinggap di dahannya yang baja
suatu ketika hujan tumpah semena-mena
membuatnya kuyup bersimbah
lalu petir pecah
dan ruku ia tersambar menghadap tanah
sebatang pohon di pinggir padang luas
batangnya pernah kekar
daunnya pernah rindang mekar
pergi kulewati tapi kini pulang tak lagi
akarnya tercabut sebelum sempat kuhitung waktu
indah ip
5 november 2003
11.10 am
sebatang pohon di pinggir padang luas
batangnya kekar
daunnya rindang mekar
pergi kulewati pulang kulewati
rumput berkerumun di sela akarnya
semut merangkai peta di balik retak kulitnya
burung-burung senang hinggap di dahannya yang baja
suatu ketika hujan tumpah semena-mena
membuatnya kuyup bersimbah
lalu petir pecah
dan ruku ia tersambar menghadap tanah
sebatang pohon di pinggir padang luas
batangnya pernah kekar
daunnya pernah rindang mekar
pergi kulewati tapi kini pulang tak lagi
akarnya tercabut sebelum sempat kuhitung waktu
indah ip
5 november 2003
11.10 am
Monday, August 25, 2003
SURAT KEPADA SAHABATKU PEREMPUAN PENGEMBARA II
:bunga rumput liar
selamat malam, bunga
kau harus ucapkan selamat padaku karena mulai bisa mengendalikan debum-debum tak beraturan itu
bukan. bukan planet merah yang disalahpersepsikan orang akan kembang sebulat purnama sebentar lagi
ia hanya satu di antara sekian kekasih langit
yang sederhana dan biasa saja
yang tak pernah betul-betul tampak
yang hati-hati berdenyut dan berkesiur lembut
mungkin aku terkesima pada sahaja
pada kharisma
pada tegak amanat teguh semangat
sampai peroide ini berjuntai gelagat kunikmati saja
sebagai gelitik yang sesekali membuat batuk
gatal yang sesekali ingin digaruk
tak ada yang perlu diperbesar
tak ada utopi luar biasa pun cita-cita palsu
sepertimu, aku belajar bersyukur
memulangkan itikad pada hakikat
menjaga dan mengelola
that's all !
nah kembali padamu, sahabat nun di lintang-bujur berbeda
kadang aku rindu percakapan kecil kita tentang laut
berkali-kali kuingat bagaimana bidukmu jadi bintik sebelum benar-benar hilang
aku sadar lembar-lembar almanak selalu menitipkan banyak makna
kita dicipta sebagai layar yang tak pernah berhenti menelusur perjalanan
mencari persesuaian dan perimbangan
sesaat setelah keberangkatanmu dulu
aku puputkan segenggam doa pada angin
selamat melepas ikatan bedung, mengangsur kayuh menuju tarung
rebutlah kemerdekaan itu !
indah ip
24 agustus 2003
21:52 pm
:bunga rumput liar
selamat malam, bunga
kau harus ucapkan selamat padaku karena mulai bisa mengendalikan debum-debum tak beraturan itu
bukan. bukan planet merah yang disalahpersepsikan orang akan kembang sebulat purnama sebentar lagi
ia hanya satu di antara sekian kekasih langit
yang sederhana dan biasa saja
yang tak pernah betul-betul tampak
yang hati-hati berdenyut dan berkesiur lembut
mungkin aku terkesima pada sahaja
pada kharisma
pada tegak amanat teguh semangat
sampai peroide ini berjuntai gelagat kunikmati saja
sebagai gelitik yang sesekali membuat batuk
gatal yang sesekali ingin digaruk
tak ada yang perlu diperbesar
tak ada utopi luar biasa pun cita-cita palsu
sepertimu, aku belajar bersyukur
memulangkan itikad pada hakikat
menjaga dan mengelola
that's all !
nah kembali padamu, sahabat nun di lintang-bujur berbeda
kadang aku rindu percakapan kecil kita tentang laut
berkali-kali kuingat bagaimana bidukmu jadi bintik sebelum benar-benar hilang
aku sadar lembar-lembar almanak selalu menitipkan banyak makna
kita dicipta sebagai layar yang tak pernah berhenti menelusur perjalanan
mencari persesuaian dan perimbangan
sesaat setelah keberangkatanmu dulu
aku puputkan segenggam doa pada angin
selamat melepas ikatan bedung, mengangsur kayuh menuju tarung
rebutlah kemerdekaan itu !
indah ip
24 agustus 2003
21:52 pm
Wednesday, August 20, 2003
SURAT KEPADA SAHABATKU PEREMPUAN PENGEMBARA
--bunga rumput liar
satu di antara sekian yang mampu melelehkan gumpal-gumpal kalimat kental nyaris kaku absolut adalah kau,sahabatku
yang berkali-kali berhasil mematangkan jerawat batu dan membuatnya letus tepat sebelum semua obat mujarab kuvonis palsu
yang tak pernah gagal membuat gatal, menyubur candu, mencipta keengganan-keengganan segera normal
bagaimana keadaanmu sekarang? sudah lebih baik?
tentang rumah baru itu
kubaca suratmu mengutuk pagar-pagar maya
tahukah betapa di sini aku pun sedang gila olehnya ? ya, kau percaya, oleh pagar!
lucu. sejarak jauh ini kita masih dikutuk dengan banyak persamaan. ha! mungkin itu tanda yang lekat di kening kita. hantu sejati.
kusampaikan rahasia angin, sahabatku, di sini sedang terjadi gejala alam!
sepintas kutaksir cuma kebetulan-kebetulan nyaris sempurna
tapi sebegitu hebatnya hingga tiada ingin kutolak pun kuingkari
melainkan kukelola dan kupagari (nah, sekarang kau tahu maksudku!)
pabila musim itu datang
aku disibukkan oleh keletihan-keletihan wajar yang menggairahkan
belajar membebaskan diri dari cemas perubahan dan kehilangan
menurunkan kadar ketakutan-ketakutan berlebih tentang rindu yang suatu saat rusak binasa
mencukupkan syarat perjumpaan
memacu energi untuk berefleksi dan berkaca
sahabatmu ini telah siaga penuh menuju fana
tak kucari penawar
sebab mungkin ini bukan cinta sekedar tapi cinta sebenar
cinta sunyi tak terdengar
tak habis pikir kucatat fenomena
ternyata miring poros bumi bukan satu-satunya alasan perubahan iklim terjadi
alasan akurat lain adalah pengaruh lengkung samar malu-malu yang hilang timbul tersungging saat bertemu (aduhai, teduh itu!)
berhasil dibuatnya satu tempat di ruang dadaku sedikit lebih hangat beberapa waktu
hingga ada yang terus bergerak berproses, memperlebar wilayah
berharap sedikit banyak terciprat pesona meski sebentar
sahabatku, o, sahabatku! sejujurnya saat menulis surat ini pun aku sedang gemetar
sebab tepat sore tadi kutemu kawah besar di bagian lain
seperti sisa hujam meteorit pada wajah bulan!
aku kritis! tolonglah. stadium ujung!
siapa pula berani berbuat onar?
memporakporanda dan meresahkan seluruh penghuni rongga dadaku
ooughh!! sudah ah. sudah dulu ya
ampunkan kalau surat ini harus berhenti di titik penasaranmu. lain kali kita lanjut dengan waktu dan situasi yang lebih toleran
aku hendak mencari pertanggungjawaban! (baca dengan khidmat: t a k s a b a r !)
salam paling indah
baik-baiklah kau di sana
tentang pagar-pagar itu
kadang kupikir apa pula hak mereka membuat kita semakin gila?
indah ip
17 agustus 2003
23.41 pm
KUNANG-KUNANG
aku sedang mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu
ingin kucuri tahu tak cuma tentang keteduhan
tapi juga kekosongan-kekosongan, peta-peta tak terselesaikan
mimpi telah tanpa sengaja tertafsir sebagai tanda
ingin kucuri inti yang paling inti segala utuh segala seluruh
aku masih mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu
kunang-kunang yang jatuh tepat di muara tanyaku dan hilang tepat di sudut tak nyanaku
indah ip
14 agustus 2003
9.48 am
BOCAH JEMBATAN
pagi ia menyanyi, menari
di tangannya botol kosong berkerikil dan bekas kantung permen
setangkup harap dalam polusi
mengejar perut sekedar terisi
petang ia menyepi, menepi
dipeluk remang sudut jembatan dan ringkuk mimpi rindu buaian
anak sungai kering di matanya
menghapus tanya bunda di mana
indah ip
12 agustus 003
20.54 pm
--bunga rumput liar
satu di antara sekian yang mampu melelehkan gumpal-gumpal kalimat kental nyaris kaku absolut adalah kau,sahabatku
yang berkali-kali berhasil mematangkan jerawat batu dan membuatnya letus tepat sebelum semua obat mujarab kuvonis palsu
yang tak pernah gagal membuat gatal, menyubur candu, mencipta keengganan-keengganan segera normal
bagaimana keadaanmu sekarang? sudah lebih baik?
tentang rumah baru itu
kubaca suratmu mengutuk pagar-pagar maya
tahukah betapa di sini aku pun sedang gila olehnya ? ya, kau percaya, oleh pagar!
lucu. sejarak jauh ini kita masih dikutuk dengan banyak persamaan. ha! mungkin itu tanda yang lekat di kening kita. hantu sejati.
kusampaikan rahasia angin, sahabatku, di sini sedang terjadi gejala alam!
sepintas kutaksir cuma kebetulan-kebetulan nyaris sempurna
tapi sebegitu hebatnya hingga tiada ingin kutolak pun kuingkari
melainkan kukelola dan kupagari (nah, sekarang kau tahu maksudku!)
pabila musim itu datang
aku disibukkan oleh keletihan-keletihan wajar yang menggairahkan
belajar membebaskan diri dari cemas perubahan dan kehilangan
menurunkan kadar ketakutan-ketakutan berlebih tentang rindu yang suatu saat rusak binasa
mencukupkan syarat perjumpaan
memacu energi untuk berefleksi dan berkaca
sahabatmu ini telah siaga penuh menuju fana
tak kucari penawar
sebab mungkin ini bukan cinta sekedar tapi cinta sebenar
cinta sunyi tak terdengar
tak habis pikir kucatat fenomena
ternyata miring poros bumi bukan satu-satunya alasan perubahan iklim terjadi
alasan akurat lain adalah pengaruh lengkung samar malu-malu yang hilang timbul tersungging saat bertemu (aduhai, teduh itu!)
berhasil dibuatnya satu tempat di ruang dadaku sedikit lebih hangat beberapa waktu
hingga ada yang terus bergerak berproses, memperlebar wilayah
berharap sedikit banyak terciprat pesona meski sebentar
sahabatku, o, sahabatku! sejujurnya saat menulis surat ini pun aku sedang gemetar
sebab tepat sore tadi kutemu kawah besar di bagian lain
seperti sisa hujam meteorit pada wajah bulan!
aku kritis! tolonglah. stadium ujung!
siapa pula berani berbuat onar?
memporakporanda dan meresahkan seluruh penghuni rongga dadaku
ooughh!! sudah ah. sudah dulu ya
ampunkan kalau surat ini harus berhenti di titik penasaranmu. lain kali kita lanjut dengan waktu dan situasi yang lebih toleran
aku hendak mencari pertanggungjawaban! (baca dengan khidmat: t a k s a b a r !)
salam paling indah
baik-baiklah kau di sana
tentang pagar-pagar itu
kadang kupikir apa pula hak mereka membuat kita semakin gila?
indah ip
17 agustus 2003
23.41 pm
KUNANG-KUNANG
aku sedang mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu
ingin kucuri tahu tak cuma tentang keteduhan
tapi juga kekosongan-kekosongan, peta-peta tak terselesaikan
mimpi telah tanpa sengaja tertafsir sebagai tanda
ingin kucuri inti yang paling inti segala utuh segala seluruh
aku masih mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu
kunang-kunang yang jatuh tepat di muara tanyaku dan hilang tepat di sudut tak nyanaku
indah ip
14 agustus 2003
9.48 am
BOCAH JEMBATAN
pagi ia menyanyi, menari
di tangannya botol kosong berkerikil dan bekas kantung permen
setangkup harap dalam polusi
mengejar perut sekedar terisi
petang ia menyepi, menepi
dipeluk remang sudut jembatan dan ringkuk mimpi rindu buaian
anak sungai kering di matanya
menghapus tanya bunda di mana
indah ip
12 agustus 003
20.54 pm
Saturday, August 16, 2003
*dikumpulkan dengan segenap cinta
dirgahayu negeriku!
-----------------------
BENDERA
pada tanah merah
ujung nafas penghabisan
kukutuk peluru-peluru tak bertuan yang sebentar lagi merebut hujan perseid dari matamu, dik
merenggut rengkuh yang susah payah kudekatkan
aku tak kan pulang
ijinkanku membawa pergi senyum mawarmu di dada koyak
jangan nantikan selendang itu tiba tanpa luka
titipku, dik, rawat merah putih yang tak sempat kukibar dengan airmata
jangan biarkan ia kehilangan sahaja
karena sedemikian di ruang dadaku
ia adalah nyawa
indah ip
16 agustus 2003
17.05 pm
SETIAP DETIK ADA YANG TANGGAL DARI MATANYA
setiap detik ada yang tanggal dari matanya
mendanau di ujung kaki
meriwayat kepergian ayah berminggu lalu dengan senapan di dada
juga kepergian ibu yang rubuh tepat di depan matanya
seorang bocah berlari entah ke mana
menggantung tanya tanpa suara
pada makna tangis dan peluk erat adiknya
yang semakin dan semakin
merajam dada
indah ip
25 Mei 2003
22.45
SEDEMIKIAN
mendung menggumpal di langit menganga
sebelah bumi menggambar pelupuk basah
di antara peluru tumpah, ledak pecah dan tanah merah
sedang sebelah bumi lain terlalu sibuk
menggambar kasakkusuk tuding telunjuk
hingga lupa arah lupa wajah
merahasia di relung dada
seribu kesah leleh di kepala
sedemikiankah lengah
kita berkaca ?
indah ip
25 Mei 2003
21.33
PABILA
: mereka yang tak pernah lelah
di belah bumi sebelah
mungkin langit memerah
hingga pelangi tak pernah demikian indah terterjemah
dalam dada buncah, amarah lagi dan lagi
menanah kian parah
o diri demikian lemah!
pabila bisa dibuat pucuk-pucuk senapan itu patah
pabila bisa dibalikkan sesuatu tak terbantah
maka hanya rencanaNya
dan hanya rencanaNya
sanggup ciptakan wajahwajah tak bersalah
kembali cerah
sanggup taklukkan tangan-tangan berlumur darah
kembali tengadah
indah ip
7 juli 02
19.34 pm
KUKABARKAN KEPADAMU, ANAKKU
di tanah ini keringat jadi puing tak berarti
kuat hati jadi darah mencecer bumi
hujan adalah tangis malam hari
kemarau tak henti memercik api
tiang-tiang ramai ditancap mengusung pribadi
namun lorong-lorong tetap sepi
dinding-dinding tuli
kelak kau mengerti
mengapa perlu kita cari mata-mata air itu lagi
mengapa perlu kita ganti bintang-bintang mati
mengapa perlu kita tanam pondasi hijaukan lagi nurani
sudah lama rindu tak terperi
lekaslah besar, nak
tanah ini butuh ulur sejati
indah ip
30 juni 02
17.20 pm
HILANG
"ganti saja aku dengan ratus obor yang demikian sering kalian sulut itu!"
kedengkian dan pertikaian jadi api
meletupkan dada-dada mereka
memecahkan mata-mata mereka
semenjak bosan jadi pelita bagi wajah-wajah gila
matahari memutuskan segera mati dan jadi abu saja !
indah ip
10 maret 2002
9.23 am
KUSAMPAIKAN YANG TAK PERNAH TERSAMPAIKAN KEPADAMU
pabila pohon ini didera badai, aku ingin jadi bagian dari akar yang tetap membuatnya tegak
pabila pohon ini tumbang, aku ingin jadi bagian dari tunas yang akan membuatnya hidup kembali
pabila pohon ini menjadi besar, aku ingin jadi bagian dari kambium yang mengekalkan sejarah
jadi jangan tanya kenapa ribu lecut tak mampu membunuhku meski diukirnya bilur sepanjang raga dibuatnya lukaluka menganga dihabiskannya suara meneriak pedih tak terkira
berkalikali bisa dicacahnya tubuhku
tapi tak bisa padam lilin kecil yang bersumbu di jiwaku
indah ip
9 maret 2002
9.10 am
KAPAN HENTI
langit semburat duka
ditangan anak negeri terbaca
pertiwi binasa
saudaraku, kapan henti tikam sesama?
indah ip
18 maret '01
24.32 am
HARUSNYA
kapal tempatku berpijak telah lama bergelut badai
ditampar ombak, ditebas angin, digulung kabut
jalan belum berujung
rinduku jauh diseberang
pada gelombang dan karang terjal kusemat harap
negeriku cintaku,
laut yang belah bumi
harusnya satukan aku, kamu, kita, mereka dalam tuju
bukan malah memecah rasa dan bentangkan beda
tak sudi menyerah!
jangan karam sekarang!
indah ip
28 november 2000
5.50 am
dirgahayu negeriku!
-----------------------
BENDERA
pada tanah merah
ujung nafas penghabisan
kukutuk peluru-peluru tak bertuan yang sebentar lagi merebut hujan perseid dari matamu, dik
merenggut rengkuh yang susah payah kudekatkan
aku tak kan pulang
ijinkanku membawa pergi senyum mawarmu di dada koyak
jangan nantikan selendang itu tiba tanpa luka
titipku, dik, rawat merah putih yang tak sempat kukibar dengan airmata
jangan biarkan ia kehilangan sahaja
karena sedemikian di ruang dadaku
ia adalah nyawa
indah ip
16 agustus 2003
17.05 pm
SETIAP DETIK ADA YANG TANGGAL DARI MATANYA
setiap detik ada yang tanggal dari matanya
mendanau di ujung kaki
meriwayat kepergian ayah berminggu lalu dengan senapan di dada
juga kepergian ibu yang rubuh tepat di depan matanya
seorang bocah berlari entah ke mana
menggantung tanya tanpa suara
pada makna tangis dan peluk erat adiknya
yang semakin dan semakin
merajam dada
indah ip
25 Mei 2003
22.45
SEDEMIKIAN
mendung menggumpal di langit menganga
sebelah bumi menggambar pelupuk basah
di antara peluru tumpah, ledak pecah dan tanah merah
sedang sebelah bumi lain terlalu sibuk
menggambar kasakkusuk tuding telunjuk
hingga lupa arah lupa wajah
merahasia di relung dada
seribu kesah leleh di kepala
sedemikiankah lengah
kita berkaca ?
indah ip
25 Mei 2003
21.33
PABILA
: mereka yang tak pernah lelah
di belah bumi sebelah
mungkin langit memerah
hingga pelangi tak pernah demikian indah terterjemah
dalam dada buncah, amarah lagi dan lagi
menanah kian parah
o diri demikian lemah!
pabila bisa dibuat pucuk-pucuk senapan itu patah
pabila bisa dibalikkan sesuatu tak terbantah
maka hanya rencanaNya
dan hanya rencanaNya
sanggup ciptakan wajahwajah tak bersalah
kembali cerah
sanggup taklukkan tangan-tangan berlumur darah
kembali tengadah
indah ip
7 juli 02
19.34 pm
KUKABARKAN KEPADAMU, ANAKKU
di tanah ini keringat jadi puing tak berarti
kuat hati jadi darah mencecer bumi
hujan adalah tangis malam hari
kemarau tak henti memercik api
tiang-tiang ramai ditancap mengusung pribadi
namun lorong-lorong tetap sepi
dinding-dinding tuli
kelak kau mengerti
mengapa perlu kita cari mata-mata air itu lagi
mengapa perlu kita ganti bintang-bintang mati
mengapa perlu kita tanam pondasi hijaukan lagi nurani
sudah lama rindu tak terperi
lekaslah besar, nak
tanah ini butuh ulur sejati
indah ip
30 juni 02
17.20 pm
HILANG
"ganti saja aku dengan ratus obor yang demikian sering kalian sulut itu!"
kedengkian dan pertikaian jadi api
meletupkan dada-dada mereka
memecahkan mata-mata mereka
semenjak bosan jadi pelita bagi wajah-wajah gila
matahari memutuskan segera mati dan jadi abu saja !
indah ip
10 maret 2002
9.23 am
KUSAMPAIKAN YANG TAK PERNAH TERSAMPAIKAN KEPADAMU
pabila pohon ini didera badai, aku ingin jadi bagian dari akar yang tetap membuatnya tegak
pabila pohon ini tumbang, aku ingin jadi bagian dari tunas yang akan membuatnya hidup kembali
pabila pohon ini menjadi besar, aku ingin jadi bagian dari kambium yang mengekalkan sejarah
jadi jangan tanya kenapa ribu lecut tak mampu membunuhku meski diukirnya bilur sepanjang raga dibuatnya lukaluka menganga dihabiskannya suara meneriak pedih tak terkira
berkalikali bisa dicacahnya tubuhku
tapi tak bisa padam lilin kecil yang bersumbu di jiwaku
indah ip
9 maret 2002
9.10 am
KAPAN HENTI
langit semburat duka
ditangan anak negeri terbaca
pertiwi binasa
saudaraku, kapan henti tikam sesama?
indah ip
18 maret '01
24.32 am
HARUSNYA
kapal tempatku berpijak telah lama bergelut badai
ditampar ombak, ditebas angin, digulung kabut
jalan belum berujung
rinduku jauh diseberang
pada gelombang dan karang terjal kusemat harap
negeriku cintaku,
laut yang belah bumi
harusnya satukan aku, kamu, kita, mereka dalam tuju
bukan malah memecah rasa dan bentangkan beda
tak sudi menyerah!
jangan karam sekarang!
indah ip
28 november 2000
5.50 am
Sunday, July 27, 2003
Friday, June 27, 2003
TAK USAI
perjalanan ini sendiri adalah kerinduan yang lekat
dalam dedaun jatuh akasia,
kelupas kulit tembok-tembok tua,
deru knalpot,
rangkai cuaca
pencarian tak usai atas rahasia fatamorgana
dan makna setiap perputaran roda
indah ip
3 juni 2003
17.30
MENCARI ABADI
aku mengerak
pada kecemasan waktu
kelelahan-kelelahan gigil
dindingmu yang bisu
tak pedulimu yang batu
mencari abadi
setiap grafiti
juga kenang lalu
indah ip
3 juni 2003
18.00
LELAKI TUA BICARA PADA SENJA
lelaki tua bicara pada senja
: tak ada pengorbanan
sia-sia
setiap peristiwa adalah keping berbeda
yang jatuh di pusar waktu
dan kekal
di sudut-sudut matanya
indah ip
3 juni 2003
17.00
perjalanan ini sendiri adalah kerinduan yang lekat
dalam dedaun jatuh akasia,
kelupas kulit tembok-tembok tua,
deru knalpot,
rangkai cuaca
pencarian tak usai atas rahasia fatamorgana
dan makna setiap perputaran roda
indah ip
3 juni 2003
17.30
MENCARI ABADI
aku mengerak
pada kecemasan waktu
kelelahan-kelelahan gigil
dindingmu yang bisu
tak pedulimu yang batu
mencari abadi
setiap grafiti
juga kenang lalu
indah ip
3 juni 2003
18.00
LELAKI TUA BICARA PADA SENJA
lelaki tua bicara pada senja
: tak ada pengorbanan
sia-sia
setiap peristiwa adalah keping berbeda
yang jatuh di pusar waktu
dan kekal
di sudut-sudut matanya
indah ip
3 juni 2003
17.00
Saturday, June 07, 2003
FAJAR
sebelum berangkat
pak tua tak pernah alpa
menyapa gerobak sampahnya
dengan cinta
:kita akan mengubah dunia
dan setiap pagi orang-orang berebut
menyaksikan matahari
terbit di wajahnya
indah ip
8 juni 2003
9.37
SENJAKALA
yang terindah adalah senja
semburat magenta
bulan terbit malu-malu
burung-burung pulang ke dadamu
indah ip
7 mei 2003
10.34
sebelum berangkat
pak tua tak pernah alpa
menyapa gerobak sampahnya
dengan cinta
:kita akan mengubah dunia
dan setiap pagi orang-orang berebut
menyaksikan matahari
terbit di wajahnya
indah ip
8 juni 2003
9.37
SENJAKALA
yang terindah adalah senja
semburat magenta
bulan terbit malu-malu
burung-burung pulang ke dadamu
indah ip
7 mei 2003
10.34
Friday, May 30, 2003
Tuesday, May 20, 2003
KITA,O, KITA
;bagiku,mu,dia,siapa saja
tentang bahtera yang kita sulut di depan mata
suara-suara dibalik tembok tebal
rintih pesakitan di gubuk tak berjendela
mahluk mungil tak berdosa
amarah sebagai penghalal segala darah
senjata sebagai tameng topeng kaca
dimana tersimpan segala cahaya segala daya
kemana ditanam segala asa untuk esok tak pernah dinyana
hidup adalah pusaran buas
dunia luka dan kita masih bertanya
indah ip
23 september 01
10.07 am
;bagiku,mu,dia,siapa saja
tentang bahtera yang kita sulut di depan mata
suara-suara dibalik tembok tebal
rintih pesakitan di gubuk tak berjendela
mahluk mungil tak berdosa
amarah sebagai penghalal segala darah
senjata sebagai tameng topeng kaca
dimana tersimpan segala cahaya segala daya
kemana ditanam segala asa untuk esok tak pernah dinyana
hidup adalah pusaran buas
dunia luka dan kita masih bertanya
indah ip
23 september 01
10.07 am
KESEKEJAPAN YANG BERHARGA
kemarin kau tanya kenapa dunia tiba-tiba pucat
kenapa harus bangun setiap pagi, merangkum keberanian mengakui kali ini tak ada mimpi
bukankah perjalanan ini, sahabat, kesekejapan yang sangat berharga
seberharga senyum yang kau kirim setiap musim hujan, menghangatkan dada-dada beku sepanjang cuaca
seberharga ulur tangan yang kau sampir di pundak jatuh, mengalirkan energi dalam setiap pembuluh
seberharga setiap detik tak terukur tak terucap tak terungkap dalam ketulusan dan kebersamaan yang kita bagi
jadi buka pintu jendelamu lebar-lebar
lihatlah matahari tak pernah betul-betul pergi
selalu ada di dada kita di mata kita dalam setiap langkah yang termaknai
dan mari berlari jangan biarkan sesuatu menginterupsi!
sebab hidup demikian berarti, sahabat, tak ada alasan untuk sembunyi
sayap di punggungmu tak pernah berkurang satu
ketahuilah, selalu tumbuh dan tumbuh baru!
selalu tumbuh
dan tumbuh
baru!
indah ip
18 Mei 2003
9.58 am
kemarin kau tanya kenapa dunia tiba-tiba pucat
kenapa harus bangun setiap pagi, merangkum keberanian mengakui kali ini tak ada mimpi
bukankah perjalanan ini, sahabat, kesekejapan yang sangat berharga
seberharga senyum yang kau kirim setiap musim hujan, menghangatkan dada-dada beku sepanjang cuaca
seberharga ulur tangan yang kau sampir di pundak jatuh, mengalirkan energi dalam setiap pembuluh
seberharga setiap detik tak terukur tak terucap tak terungkap dalam ketulusan dan kebersamaan yang kita bagi
jadi buka pintu jendelamu lebar-lebar
lihatlah matahari tak pernah betul-betul pergi
selalu ada di dada kita di mata kita dalam setiap langkah yang termaknai
dan mari berlari jangan biarkan sesuatu menginterupsi!
sebab hidup demikian berarti, sahabat, tak ada alasan untuk sembunyi
sayap di punggungmu tak pernah berkurang satu
ketahuilah, selalu tumbuh dan tumbuh baru!
selalu tumbuh
dan tumbuh
baru!
indah ip
18 Mei 2003
9.58 am
BESJI I
sebelum layari
beta tinggal janji
pada besji
dan sudah jauh
beta mimpi:
pigi tarung bahari!
pigi cari cinta mama kembali!
indah ip
22 okt 02
9.45 am
BESJI II
waktu lepas pasir di kaki
beta hirup besji
dan terakhir kali
batukan hati
untuk pulang lagi
indah ip
23 okt 02
14:47 pm
BESJI III
tahun kesekian saat fajar tiba. dipungutnya satu per satu gelembung jatuh. dari mata. dari dada. seperti kemarin, matahari lagi dan lagi membuatnya nyaris tak bernyawa. dipanggilnya nama. dikuburnya tanya. o, butakan mata dari gumpal-gumpal masa melembaga! setiap pejam adalah siksa. tidak sekarang tidak juga nanti. dada mengelupas seiring butir jam-jam pasir di atas meja.
tahun kesekian saat senja tiba. tak yakin ia menahan gempur cuaca. gelap adalah bencana. bulan tak lebih monumen perih dada. setiap malam melahirkan keinginan-keinginan maya. fatamorgana. ketakutan-ketakutan tak berjeda. kecamuk durja. serpih-serpih tak nyata.
tahun kesekian saat fajar tiba. lagi. angin tak juga memberi tanda. tapi tetap dikumpulkannya linang mata. menjadi telaga. tetap dirajutnya doa. menjadi peta.
: "besji! besji! beta pasti kembali!"
meski entah kesempatan ada. tak jera. dibatukannya dada. dibatukannya dada.
indah ip
04 november 2002
21:54 pm
sebelum layari
beta tinggal janji
pada besji
dan sudah jauh
beta mimpi:
pigi tarung bahari!
pigi cari cinta mama kembali!
indah ip
22 okt 02
9.45 am
BESJI II
waktu lepas pasir di kaki
beta hirup besji
dan terakhir kali
batukan hati
untuk pulang lagi
indah ip
23 okt 02
14:47 pm
BESJI III
tahun kesekian saat fajar tiba. dipungutnya satu per satu gelembung jatuh. dari mata. dari dada. seperti kemarin, matahari lagi dan lagi membuatnya nyaris tak bernyawa. dipanggilnya nama. dikuburnya tanya. o, butakan mata dari gumpal-gumpal masa melembaga! setiap pejam adalah siksa. tidak sekarang tidak juga nanti. dada mengelupas seiring butir jam-jam pasir di atas meja.
tahun kesekian saat senja tiba. tak yakin ia menahan gempur cuaca. gelap adalah bencana. bulan tak lebih monumen perih dada. setiap malam melahirkan keinginan-keinginan maya. fatamorgana. ketakutan-ketakutan tak berjeda. kecamuk durja. serpih-serpih tak nyata.
tahun kesekian saat fajar tiba. lagi. angin tak juga memberi tanda. tapi tetap dikumpulkannya linang mata. menjadi telaga. tetap dirajutnya doa. menjadi peta.
: "besji! besji! beta pasti kembali!"
meski entah kesempatan ada. tak jera. dibatukannya dada. dibatukannya dada.
indah ip
04 november 2002
21:54 pm
SEJAK KEMARIN
sejak kemarin
sebongkah sepi
mencari puisi
di tiktak arloji
ia percaya
selalu ada ruang
untuk berbagi
indah ip
17 feb 03
20.00 pm
KATAK DAN BULAN
seekor katak mencinta bulan
suatu malam dilihatnya bulan tidur dalam kolam
dan dicurinya ciuman
bulan bergetar
lalu pergi tak berbekas
seekor katak mencinta bulan
karenanya kemudian ia belajar bahagia
menjaga bulan tak luka
dan merindunya dari jauh saja
indah ip
16 feb 03
18.00 pm
OMA I
hujan yang jatuh sebentar
sempurnakan kabar
:
waktu usai
mengantarmu sampai
indah ip
30 januari 2003
3.00 am
OMA II
keberangkatanmu sesederhana daun
yang telah disiapkan lepas
dari dahan menahun
indah ip
30 januari 2003
3.30 am
TELAH KUTUKAR SEPULUH TAHUN PENANTIAN DENGAN TIGA HARI TAK TERGANTIKAN
keriput wajahmu, oma
riwayat kerinduan
seharusnya tak kubiarkan kepulangan
interupsi genggam di pangkuan
indah ip
bukittinggi, 8-11 des 02
jkt, 16 feb 03, 8.00 am
sejak kemarin
sebongkah sepi
mencari puisi
di tiktak arloji
ia percaya
selalu ada ruang
untuk berbagi
indah ip
17 feb 03
20.00 pm
KATAK DAN BULAN
seekor katak mencinta bulan
suatu malam dilihatnya bulan tidur dalam kolam
dan dicurinya ciuman
bulan bergetar
lalu pergi tak berbekas
seekor katak mencinta bulan
karenanya kemudian ia belajar bahagia
menjaga bulan tak luka
dan merindunya dari jauh saja
indah ip
16 feb 03
18.00 pm
OMA I
hujan yang jatuh sebentar
sempurnakan kabar
:
waktu usai
mengantarmu sampai
indah ip
30 januari 2003
3.00 am
OMA II
keberangkatanmu sesederhana daun
yang telah disiapkan lepas
dari dahan menahun
indah ip
30 januari 2003
3.30 am
TELAH KUTUKAR SEPULUH TAHUN PENANTIAN DENGAN TIGA HARI TAK TERGANTIKAN
keriput wajahmu, oma
riwayat kerinduan
seharusnya tak kubiarkan kepulangan
interupsi genggam di pangkuan
indah ip
bukittinggi, 8-11 des 02
jkt, 16 feb 03, 8.00 am
Friday, May 16, 2003
Thursday, May 15, 2003
Subscribe to:
Posts (Atom)