Saturday, August 16, 2003

*dikumpulkan dengan segenap cinta
dirgahayu negeriku!
-----------------------

BENDERA

pada tanah merah
ujung nafas penghabisan
kukutuk peluru-peluru tak bertuan yang sebentar lagi merebut hujan perseid dari matamu, dik
merenggut rengkuh yang susah payah kudekatkan
aku tak kan pulang
ijinkanku membawa pergi senyum mawarmu di dada koyak
jangan nantikan selendang itu tiba tanpa luka

titipku, dik, rawat merah putih yang tak sempat kukibar dengan airmata
jangan biarkan ia kehilangan sahaja
karena sedemikian di ruang dadaku
ia adalah nyawa

indah ip
16 agustus 2003
17.05 pm


SETIAP DETIK ADA YANG TANGGAL DARI MATANYA

setiap detik ada yang tanggal dari matanya
mendanau di ujung kaki
meriwayat kepergian ayah berminggu lalu dengan senapan di dada
juga kepergian ibu yang rubuh tepat di depan matanya

seorang bocah berlari entah ke mana
menggantung tanya tanpa suara
pada makna tangis dan peluk erat adiknya
yang semakin dan semakin
merajam dada

indah ip
25 Mei 2003
22.45


SEDEMIKIAN

mendung menggumpal di langit menganga

sebelah bumi menggambar pelupuk basah
di antara peluru tumpah, ledak pecah dan tanah merah
sedang sebelah bumi lain terlalu sibuk
menggambar kasakkusuk tuding telunjuk
hingga lupa arah lupa wajah

merahasia di relung dada
seribu kesah leleh di kepala
sedemikiankah lengah
kita berkaca ?

indah ip
25 Mei 2003
21.33


PABILA
: mereka yang tak pernah lelah

di belah bumi sebelah
mungkin langit memerah
hingga pelangi tak pernah demikian indah terterjemah

dalam dada buncah, amarah lagi dan lagi
menanah kian parah
o diri demikian lemah!

pabila bisa dibuat pucuk-pucuk senapan itu patah
pabila bisa dibalikkan sesuatu tak terbantah
maka hanya rencanaNya
dan hanya rencanaNya
sanggup ciptakan wajahwajah tak bersalah
kembali cerah
sanggup taklukkan tangan-tangan berlumur darah
kembali tengadah

indah ip
7 juli 02
19.34 pm


KUKABARKAN KEPADAMU, ANAKKU

di tanah ini keringat jadi puing tak berarti
kuat hati jadi darah mencecer bumi
hujan adalah tangis malam hari
kemarau tak henti memercik api
tiang-tiang ramai ditancap mengusung pribadi
namun lorong-lorong tetap sepi
dinding-dinding tuli

kelak kau mengerti
mengapa perlu kita cari mata-mata air itu lagi
mengapa perlu kita ganti bintang-bintang mati
mengapa perlu kita tanam pondasi hijaukan lagi nurani

sudah lama rindu tak terperi
lekaslah besar, nak
tanah ini butuh ulur sejati

indah ip
30 juni 02
17.20 pm


HILANG

"ganti saja aku dengan ratus obor yang demikian sering kalian sulut itu!"

kedengkian dan pertikaian jadi api
meletupkan dada-dada mereka
memecahkan mata-mata mereka

semenjak bosan jadi pelita bagi wajah-wajah gila
matahari memutuskan segera mati dan jadi abu saja !

indah ip
10 maret 2002
9.23 am


KUSAMPAIKAN YANG TAK PERNAH TERSAMPAIKAN KEPADAMU

pabila pohon ini didera badai, aku ingin jadi bagian dari akar yang tetap membuatnya tegak
pabila pohon ini tumbang, aku ingin jadi bagian dari tunas yang akan membuatnya hidup kembali
pabila pohon ini menjadi besar, aku ingin jadi bagian dari kambium yang mengekalkan sejarah

jadi jangan tanya kenapa ribu lecut tak mampu membunuhku meski diukirnya bilur sepanjang raga dibuatnya lukaluka menganga dihabiskannya suara meneriak pedih tak terkira
berkalikali bisa dicacahnya tubuhku
tapi tak bisa padam lilin kecil yang bersumbu di jiwaku

indah ip
9 maret 2002
9.10 am


KAPAN HENTI

langit semburat duka
ditangan anak negeri terbaca
pertiwi binasa
saudaraku, kapan henti tikam sesama?

indah ip
18 maret '01
24.32 am


HARUSNYA

kapal tempatku berpijak telah lama bergelut badai
ditampar ombak, ditebas angin, digulung kabut
jalan belum berujung

rinduku jauh diseberang
pada gelombang dan karang terjal kusemat harap

negeriku cintaku,
laut yang belah bumi
harusnya satukan aku, kamu, kita, mereka dalam tuju
bukan malah memecah rasa dan bentangkan beda

tak sudi menyerah!
jangan karam sekarang!


indah ip
28 november 2000
5.50 am

1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.