Wednesday, August 20, 2003

SURAT KEPADA SAHABATKU PEREMPUAN PENGEMBARA
--bunga rumput liar

satu di antara sekian yang mampu melelehkan gumpal-gumpal kalimat kental nyaris kaku absolut adalah kau,sahabatku
yang berkali-kali berhasil mematangkan jerawat batu dan membuatnya letus tepat sebelum semua obat mujarab kuvonis palsu
yang tak pernah gagal membuat gatal, menyubur candu, mencipta keengganan-keengganan segera normal

bagaimana keadaanmu sekarang? sudah lebih baik?

tentang rumah baru itu
kubaca suratmu mengutuk pagar-pagar maya
tahukah betapa di sini aku pun sedang gila olehnya ? ya, kau percaya, oleh pagar!
lucu. sejarak jauh ini kita masih dikutuk dengan banyak persamaan. ha! mungkin itu tanda yang lekat di kening kita. hantu sejati.

kusampaikan rahasia angin, sahabatku, di sini sedang terjadi gejala alam!
sepintas kutaksir cuma kebetulan-kebetulan nyaris sempurna
tapi sebegitu hebatnya hingga tiada ingin kutolak pun kuingkari
melainkan kukelola dan kupagari (nah, sekarang kau tahu maksudku!)

pabila musim itu datang
aku disibukkan oleh keletihan-keletihan wajar yang menggairahkan
belajar membebaskan diri dari cemas perubahan dan kehilangan
menurunkan kadar ketakutan-ketakutan berlebih tentang rindu yang suatu saat rusak binasa
mencukupkan syarat perjumpaan
memacu energi untuk berefleksi dan berkaca

sahabatmu ini telah siaga penuh menuju fana
tak kucari penawar
sebab mungkin ini bukan cinta sekedar tapi cinta sebenar
cinta sunyi tak terdengar

tak habis pikir kucatat fenomena
ternyata miring poros bumi bukan satu-satunya alasan perubahan iklim terjadi
alasan akurat lain adalah pengaruh lengkung samar malu-malu yang hilang timbul tersungging saat bertemu (aduhai, teduh itu!)
berhasil dibuatnya satu tempat di ruang dadaku sedikit lebih hangat beberapa waktu
hingga ada yang terus bergerak berproses, memperlebar wilayah
berharap sedikit banyak terciprat pesona meski sebentar

sahabatku, o, sahabatku! sejujurnya saat menulis surat ini pun aku sedang gemetar
sebab tepat sore tadi kutemu kawah besar di bagian lain
seperti sisa hujam meteorit pada wajah bulan!
aku kritis! tolonglah. stadium ujung!
siapa pula berani berbuat onar?
memporakporanda dan meresahkan seluruh penghuni rongga dadaku

ooughh!! sudah ah. sudah dulu ya
ampunkan kalau surat ini harus berhenti di titik penasaranmu. lain kali kita lanjut dengan waktu dan situasi yang lebih toleran
aku hendak mencari pertanggungjawaban! (baca dengan khidmat: t a k s a b a r !)

salam paling indah
baik-baiklah kau di sana

tentang pagar-pagar itu
kadang kupikir apa pula hak mereka membuat kita semakin gila?


indah ip
17 agustus 2003
23.41 pm


KUNANG-KUNANG

aku sedang mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu

ingin kucuri tahu tak cuma tentang keteduhan
tapi juga kekosongan-kekosongan, peta-peta tak terselesaikan
mimpi telah tanpa sengaja tertafsir sebagai tanda
ingin kucuri inti yang paling inti segala utuh segala seluruh

aku masih mencari kunang-kunang, pu, kunang-kunang yang jatuh dari bola mata itu
kunang-kunang yang jatuh tepat di muara tanyaku dan hilang tepat di sudut tak nyanaku


indah ip
14 agustus 2003
9.48 am


BOCAH JEMBATAN

pagi ia menyanyi, menari
di tangannya botol kosong berkerikil dan bekas kantung permen
setangkup harap dalam polusi
mengejar perut sekedar terisi

petang ia menyepi, menepi
dipeluk remang sudut jembatan dan ringkuk mimpi rindu buaian
anak sungai kering di matanya
menghapus tanya bunda di mana

indah ip
12 agustus 003
20.54 pm

No comments: